Menapis Masalah Kesehatan dari Kegiatan Penimbangan Bayi dan Balita

Menapis Masalah Kesehatan dari Kegiatan Penimbangan Bayi dan Balita
Sumber : Dokumentasi Kegiatan Penimbangan di Puskesmas Lemahsugih – Majalengka

Menimbang berat badan bayi dan balita merupakan salah satu kegiatan yang rutin dilakukan dan menjadi program wajib di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di setiap desa seluruh Indonesia. Bukan hanya pada bulan-bulan tertentu, melainkan perlu dilaksanakan setiap bulan.

Namun, bertahun-tahun pengamatan Saya – selama bertugas sebagai ASN di Instansi Kesehatan, hasil pengukuran tadi kebanyakan hanya sekedar dicatat dan menjadi laporan pelaksanaan kegiatan saja. Jarang sekali dijadikan dasar untuk memberikan rekomendasi tindakan bagi bayi dan balita yang ditimbang.

Salah satu contohnya adalah, ketika di lapangan menemukan kasus AFP (accute flaccid paralysis), beberapa di antaranya terjadi akibat gizi buruk dengan penyakit penyerta. Kemudian, setelah ditelusuri pun, ternyata belum ditangkap juga sebagai kasus gizi buruk. Padahal kasus gizi buruk bukan kondisi yang terjadi mendadak melainkan memerlukan proses yang cenderung lama.

Padahal jika petugas pembina ibu-ibu keren yang membantu di Posyandu, mau memberikan pemahaman mengenai pentingnya hasil penimbangan bayi dan balita ini, niscaya akan banyak yang bisa ditangkap dari sana. Yang jika dilakukan sesuai prosedur dan berkelanjutan, bisa menjadi evidance atau bukti dalam rangka menemukan masalah kesehatan dan perbaikan banyak program kesehatan ke depannya.

Memang, sih, tidak semua petugas abai terhadap hal ini. Namun, meskipun kecil, kelalaian atau kealpaan dalam menangkap maksud dari hasil penimbangan, bisa berakibat mendulang banyak masalah kesehatan besar di masa depan.

Sebab, jika dicermati dengan benar, informasi dari hasil penimbangan yang dicatat dalam KMS (Kartu Menuju Sehat), bisa menjadi sumber data terbaik, sebagai latar belakang kejadian beberapa penyakit, pada bayi dan balita yang ditimbang. Bukan tanpa arti, KMS dibuat dengan gradasi warna dan garis penanda. Namun, jika poin-poin ini tidak diperhatikan dan diikuti dengan benar, mungkin akan dianggap biasa dan tidak menjadi masalah. Apalagi jika orang tua tidak secara rutin membawa ke Posyandu. Sehingga informasi penting tentang kondisi bayi dan balita tadi, bisa saja terlewat dan menjadi terlambat untuk ditangani.

Pencatatan hasil penimbangan yang dilakukan secara rutin, dapat memberikan beberapa informasi berbeda, tergantung keaktifan petugas yang memantaunya. Sehingga pemahaman dan kejelian petugas untuk mengenali tanda-tanda dari masalah yang terjadi, perlu diperhatikan dan disosialisasikan secara berkala. Sehingga fenomena apa pun yang mungkin terjadi, bisa ditangkap dengan cepat.

1.Berat Badan Naik

Hasil penimbangan yang naik, memang mengindikasikan pertumbuhan yang baik. Namun, ternyata tidak semua kondisi naik ini sebagus gambarannya. Sebab, jika naiknya timbangan berat badan bayi dan balita diikuti dengan perubahan warna pada grafik, harus dicermati adanya kondisi khusus lain. Kemungkinan obesitas, misalnya.

Tidak semua bayi juga balita yang gemuk itu sehat. Jika berat badan sudah melebihi angka tertentu dibandingkan umur, bisa menjurus obesitas. Dan seperti pada orang dewasa, kegemukan pada bayi dan balita pun dapat memicu banyak penyakit tidak menular terjadi. Dan ini tentu saja merupakan masalah kesehatan juga.

2. Berat Badan Tetap

Berat badan yang tidak berubah, menandakan ada gangguan pertumbuhan. Sebab bayi dan balita yang sehat, ditandai dengan berat badannya yang naik setiap bulan. Sehingga jika ditemukan kondisi seperti ini, perlu ditelusuri beberapa faktor risiko yang mempengaruhi. Termasuk, sudah berapa lama kondisi berat badan tetap ini terjadi. Apalagi jika hasil penimbangan tetap ini, terjadi di area warna grafik yang perlu perhatian khusus. di warna kuning misalnya

3. Berat Badan Turun

Ini kondisi yang benar-benar perlu penelusuran lanjutan, mengenai penyebab menurunnya angka timbangan bayi dan balita. Bisa karena kurangnya asupan gizi harian, dapat juga diakibatkan penyakit yang sedang diderita.

Perlu kewaspadaan tinggi akan terjadinya kondisi gizi buruk, jika penurunan ini sudah melebihi jangka waktu beberapa bulan. Sebab, meskipun masih di atas garis merah, hasil penimbangan berat badan yang turun terus menerus bisa saja mengindikasikan suatu masalah yang lebih serius. Sehingga perlu tindak lanjut Dan perhatian dari level pelayanan di atasnya.

4. Grafik Hasil Penimbangan Tidak Jelas

Kegiatan penimbangan bayi dan balita di Posyandu setiap bulan, ditujukan untuk memantau tumbuh kembang anak. Jadi, butuh kesinambungan kegiatan, untuk membuat kesimpulan yang benar dari hasil penimbangan yang dilakukan. Jika orang tua atau pengasuh bayi dan balita tidak membawa KMS, akan lebih sulit lagi menempatkan hasil penimbangannya untuk pemantauan. Sebab, kalau hanya dicatat di buku tanpa tindak lanjut memasukkannya ke dalam grafik di KMS, tidak akan memberikan informasi apa-apa, tanpa tindak lanjut yang jelas. Akibatnya, kondisi masalah kesehatan yang mungkin ada pun, tidak bisa segera ditangkap.

Keempat kondisi di atas, adalah hasil real dari pelaksanaan penimbangan bayi dan balita yang rutin dilakukan. Yang seharusnya, sudah disadari sejak awal oleh para pengelola program. Bila keadaan tetap, kurang dan buruk yang diinterpretasi dari hasil penimbangan di atas tidak diintervensi dengan baik, bisa jadi masalah-masalah kesehatan yang lebih rumit akan bermunculan.

Memang, butuh kerjasama lintas program dan lintas sektor, juga perhatian besar dari para orang tua dan pengasuh bayi dan balita, untuk concern memperhatikan setiap kondisi ini. Supaya semua pihak tadi punya pemahaman yang sama terhadap hasil kegiatan yang ada. Sehingga kondisi kegawatdaruratan yang mungkin terjadi akibat kelalaian atas interpretasi ini, bisa diantisipasi.

Jelas tidak mudah mengelola sebuah program kesehatan. Apalagi yang dipengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku, baik orang tua maupun petugas dalam pelaksanaannya. Namun, dengan rasa memiliki dan tanggung jawab yang besar dari setiap pihak yang terlibat, akan memberikan kontribusi besar untuk membuat program ini berhasil.

Bekerja dan bertanggung jawab bersama, pasti bisa menyingkirkan setiap masalah yang ada. Yang akhirnya akan memberikan dampak keberhasilan pula terhadap program yang ada di dalamnya.

Tetap semangat semua, ya.

Referensi:

  1. Gambar diambil dari hasil kegiatan penimbangan di beberapa Posyandu di UPT Puskesmas Lemahsugih – Majalengka.
  2. Shabrina, Andisa. 2020. “Cara Membaca KMS (Kartu Menuju Sehat), Informasi Gizi Dan Tumbuh Kembang Anak” diunduh dari https://hellosehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/cara-membaca-kms/?amp_js_v=a3&amp_gsa=1&amp&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=15987447920815&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fhellosehat.com%2Fparenting%2Fanak-1-sampai-5-tahun%2Fcara-membaca-kms%2F , 15 Agustus 2020 jam 16.20 wib.
  3. —. 2012. Buku Saku Posyandu. Dikeluarkan oleh Pusat Promosi Kesehatan – Kementerian Kesehatan RI.
Tags: ,

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply