Hasil Resume Wawancara Bersama Si Manis Diabetes Mellitus

Hasil Resume Wawancara Bersama Si Manis Diabetes Mellitus

Kemarin saya bertemu seorang sahabat lama. Agak pangling juga melihat penampilannya. Tubuhnya yang dulu sedikit berisi, sekarang tampak kurus, lebih kurus dari saya malah.

Tentu saja saya puji kepiawaiannya diet sehingga bisa menurunkan berat badannya sampai lumayan. Namun, dengan agak sedih dia menceritakan, bahwa kurusnya bukan karena diet, melainkan karena sedang menderita diabetes mellitus (DM) atau kencing manis.

Mungkin ada di antara pembaca yang akan menceletuk, bahwa ngga apa-apa punya DM kalau bisa bikin badan langsing.

Hmmm … apa iya? Mungkin kalau sudah baca resume hasil wawancara saya dengan si manis DM ini pasti tidak akan berkomentar seperti itu.

Memang, siapa sih dia?

Merupakan Salah Satu Penyakit Kronis

Yup, DM adalah salah satu penyakit kronis yang berlangsung menahun yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) di dalam darah.

Ada tiga jenis DM yang dikenal di masyarakat, yaitu tipe 1, tipe 2 dan jenis Gestasional

DM Tipe 1

DM Tipe 1 adalah gangguan karena sistem kekebalan tubuh — yang biasanya menyerang virus atau bakteri — malah merusak sel yang memproduksi hormon insulin di dalam pankreas.

Akibatnya tubuh kekurangan insulin bahkan tidak bisa memproduksi insulin. Sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin menjadi bertumpuk dan meningkat kadarnya dalam darah.

DM Tipe 2

DM Tipe 2 adalah jenis DM yang lebih umum terjadi dan merupakan penyumbang 90-95% kasus DM di seluruh dunia. Tipe ini biasanya terjadi karena produksi insulin yang melemah atau berkurangnya kemampuan tubuh dalam merespon insulin.

DM tipe 2 kebanyakan diderita orang dewasa di atas 30 tahun. Juga biasa dikenal sebagai resistensi sel. Dan umumnya terjadi akibat gaya hidup.

DM Gestasional

DM Gestasional adalah DM yang biasa terjadi pada ibu hamil. Yang disebabkan oleh perubahan hormon sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.

Jika tidak diobati DM jenis ini bisa membahayakan Ibu dan janin yang dikandungnya. Tetapi, jika ditangani dengan tepat, biasanya akan sembuh total setelah melahirkan.

Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Mellitus

Sebenarnya dari definisi masing-masing tipe DM di atas, sedikit bisa diketahui penyebabnya dan faktor risiko terjadinya. Sehingga dengan mengetahui kedua poin ini, kita bisa mencegah dan mengantisipasi DM supaya jangan terjadi.

Namun, ternyata tidak sesederhana itu. Meskipun DM tipe 2 terjadi karena kondisi autoimun, kondisi ini kadang tidak terhindarkan, karena banyak hal yang menjadi pemicunya. Diantaranya, yaitu infeksi virus, riwayat keluarga atau keturunan, faktor geografis daerah yang terletak jauh dari sinar matahari sehingga kekurangan vitamin D yang bisa memicu autoimun.

Sedangkan DM tipe 2, meskipun seringkali disebabkan oleh gaya hidup, tetapi untuk mereka yang keluarganya memiliki riwayat DM akan memiliki risiko untuk terkena juga.

Beberapa risiko yang mungkin bisa dihindari adalah, berat badan berlebih (obesitas), distribusi lemak perut yang tinggi dan gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolah raga.

Gejala dan Diagnosis DM

Ada beberapa gejala khas DM yang bisa diwaspadai sehingga bisa diketahui secara dini. Di antaranya yaitu, peningkatan rasa haus, kelelahan yang terus menerus, peningkatan frekuensi buang air kecil terutama saat malam hari dan infeksi yang terjadi terus menerus.

Waspadai infeksi seperti ini pada gusi dan kulit. Untuk wanita, waspadai juga infeksi berulang yang terjadi pada vagina. Karena merupakan indikasi kuat gejala DM.

Diagnosis pasti bahwa seseorang menderita DM dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan. Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk mengecek kadar gula dalam darah dan urine.

Penanganan dan Perawatan DM

Banyak yang merasa bahwa didiagnosis menderita DM adalah diagnosis final. Artinya identitas sebagai penderita DM akan tersemat selamanya tanpa kemungkinan normal lagi.

Mungkin ada benarnya juga. Sebab, seorang penderita DM harus menjalani diet ketat dan pengobatan rutin sepanjang sisa hidupnya. Tindakan itu harus dilalui jika tidak ingin kondisi memburuk dan menyebabkan komplikasi yang membahayakan.

Jadi, begitulah. Meskipun memang manis, jangan bermanis-manis terhadap diabetes. Lebih baik say good bye dan menjalani gaya hidup sehat supaya terhindar dari DM.

Keep healthy, ya.

Referensi:

  1. https://www.alodokter.com/diabetes
  2. https://www.halodoc.com/kesehatan/diabetes
  3. https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/diabetes/diabetes-melitus/%3famp=1

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply