Reschedule Total Semua Kegiatan di Setiap Peran

Reschedule Total Semua Kegiatan di Setiap Peran

Overloaded

Beberapa waktu lalu, ketika penyelenggaraan Habituasi Batch #2 untuk para calon member Sejuta Cinta diumumkan, seperti biasa, tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar. Jelas tidak memikirkan juga bahwa pendaftaran ini akan membuat makin  tingginya lagi tumpukan aktivitas yang harus dikerjakan. 

Kemudian, setelah menyaksikan live api unggun pertama, mendadak saya tersadar, betapa tingginya bukit aktivitas yang harus didaki, dengan waktu yang masih sama dua puluh empat jam. 

Ketimbang panik, saya lakukan trik yang selalu dilakukan selama ini, ketika menghadapi tantangan serupa. Dan kali ini, karena tambahan aktivitas terjadi di semua peran yang saya ambil. Artinya saya harus melakukan reschedule total dan melakukan pemetaan ulang terhadap langkah saya menjalani hari. 

Jadi, saya ambil kertas lebar dobel folio, lalu menempatkan semua peran yang diambil dan mulai membuat roadmap lagi beserta jadwalnya supaya semua punya langkah dan waktu yang jelas, untuk mencapai goal yang saya tuju.

Sebenarnya, proses ini tak semembosankan seperti gambaran saya. Malah mengasikkan juga. Sebab, saya bisa melihat lagi apa yang sudah saya lakukan dan sampai di mana target yang telah dicapai.

Reschedule Total

Jadi, rupanya saya punya sedikitnya lima peran besar yang harus dijalani. Sebagai bagian dari keluarga (Istri, Ibu dan anak); Menjadi seorang aparatur sipil negara atau ASN; mengambil peran di jajaran manajer komunitas Ibu Profesional; berproses menjadi seorang writerpreneur dan merintis jalan untuk menjadi seorang mompreneur.

Ternyata, dari lima peran besar tadi, masing-masing seperti membelah diri menjadi beberapa bagian yang tidak boleh diabaikan. Contoh ya, sebagai seorang ASN, saya punya peran pengelola program pencegahan dan pemberantasan penyakit. Tidak tanggung-tanggung, saya diserahkan tugas untuk mengelola enam program seperti ini. Selain itu, sebagai seorang Epidemiolog saya dilibatkan dalam kegiatan penanganan covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi covid-19. Juga mengelola jabatan fungsional epidemiologi di Kabupaten.

Mengambil peran di komunitas Ibu Profesional pun, tidak kalah ramainya. Selain aktif sebagai pengurus pusat, menjadi salah satu mahasiswi di sistem pembelajaran IIP, menjadi bagian dari tim inti IP di regional dan sekarang menjadi peserta habituasi yang akhirnya akan terlibat juga dalam kegiatan sejuta cinta di regional.

Kegiatan memproduksi bumbu jadi siap pakai yang awalnya hanya untuk konsumsi sendiri, sekarang menjadi aktivitas tambahan setiap paling tidak dua pekan sekali. Suka atau tidak kegiatan yang memang Saya rintis dulu mulai membuahkan hasilnya. Tetapi efeknya adalah tambahan aktivitas di daftar to do list yang semakin panjang

Kemudian, jalan bisnis yang awalnya hanya intuk mencari penghasilan tambahan, ternyata mendapat bantuan yang menyenangkan. Yang menyebabkan posisi kami sekeluarga langsung meningkat drastis. Namun, lagi-lagi kejutan seperti ini selalu menimbulkan efek dua sisi. Di sisi atas adalah kebahagiaan tentang tambahan penghasilan yang benar-benar “besar”. Di sisi lainnya kami punya konsekuensi untuk mengembangkannya dengan serius.

Bingung? Benar, saya sendiri juga tidak menyangka, akan seperti ini peta jalan yang harus saya jalani. 

Tetap Bahagia Menjalani Setiap Peran

Bayangkan saja sarang laba-laba di sudut rumah, banyak cabangnya, kan? Seperti itu juga rupanya peta jalan saya dalam menjalani hidup. Sehingga jika ingin semuanya rapi dan selesai dilaksanakan, Saya harus pintar-pintar membagi waktunya.

Sepertinya Saya harus mulai serius melakukan manajemen waktu terhadap berbagai kegiatan dari setiap peran yang dimiliki. Untungnya waktu cuti yang Saya ambil untuk merawat ibu kemarin, masih tersisa dua pekan. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyusun ulang jadwal harian sekaligus membuat peta jalan dari setiap target yang ingin Saya capai.

Memang tidak mudah. Tetapi, setiap jalan kesuksesan biasanya memang selalu harus didaki dengan penuh kesukaran. Jadi, untuk mendapatkan kondisi bebas finansial dalam melakukan banyak kebaikan yang dinginkan, Saya benar-benar bersedia membayar harganya dengan bekerja keras mengelola semua potensi yang dimiliki.

Yang jelas, tetap bahagia dalam menjalani setiap prosesnya adalah hal yang paling penting untuk dilakukan. Supaya setiap perjalanan yang mendaki dan sukar tadi, tetap bisa dinikmati.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply