Jenjang Karir sebagai Seorang Epidemiolog

Jenjang Karir sebagai Seorang Epidemiolog

Kamu seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Epidemiologi? Atau seorang aparatir sipil negara yang ingin mengambil jabatan sebagai pejabat fungsional epidemiologi kesehatan? Ataukah seorang pemerhati yang serius ingin mendalami dunia Epidemiologi? Siapapun kamu yang benar-benar serius untuk meniti jejak karir sebagai seorang Epidemiolog, ada banyak pilihan status yang bisa diambil. Salah satunya adalah sebagai seorang tenaga fungsional epidemiologi kesehatan.

Kali ini aku akan menceritakan perjalanan menetapi jejak menjadi seorang tenaga fungsional epidemiologi di salah satu instansi Kesehatan di sebuah Kabupaten. Yuk, Kita simak bersama. Siapa tahu menjadi jalan kamu juga untuk mendalami profesi ini.

Menjadi Seorang Epidemiolog Kesehatan

Ketika memilih peminatan epidemiologi sebagai pilihan saat di FKM (baca: fakultas kesehatan masyarakat) dulu, pertimbanganku hanya karena bidang itu tak jauh beda dengan kedokteran yang pernah kuminati dulu. Kegagalan menjadi seorang dokter, ternyata tak benar-benar menghapus keinginan untuk menjadi seorang penyembuh. Bedanya pada objek yang di-treatment. Jika dokter untuk personal, maka epidkes berlaku bagi komunitas.

Mata kuliah yang harus diambil pun tak begitu jauh berbeda. Anatomi, fisiologi, parasitology, microbiology, biokimia, imunologi serta farmakologi dasar — yang menjadi ilmu wajib bagi mahasiswa kedokteran — menjadi santapan wajib kami pula. Apalagi saat masa kuliah dulu, kami masih tergabung di fakultas kedokteran. Sehingga ruang kuliah untuk ilmu-ilmu dasar tadi pun dilaksanakan di fakultas kedokteran.

Meskipun peminatan yang aku ambil epidemiologi, begitu lulus aku tidak serta merta menjadi seorang epidemiolog melainkan sebagai seorang sarjana kesehatan masyarakat. Rupanya, seorang epidemiolog itu, harus melalui proses legitimasi oleh kemenkes dan atau organisasi profesi.

Setelah menjadi ASN-pun — walau dalam transkripku tertulis peminatan epidemiologi dan penyakit tropik — tidak otomatis juga membuat aku menjadi seorang pejabat fungsional epidemiologi kesehatan. Butuh pelatihan teknis jabatan fungsional, pengajuan untuk diangkat sebagai tenaga jafung epidkes dan pengajuan penilaian kinerja yang berisi butir-butir kegiatan selaku tenaga epidemiolog sebagai bagian dari proses menjadi seorang epidemiolog kesehatan.

Ribet? Memang. Tetapi jika sudah dilalui, akhirnya akan menjadi rutinitas yang biasa.

Seperti itulah perjalanan panjang yang harus aku tempuh untuk menjadi seorang epidemiolog kesehatan. Hampir 13 tahun waktu yang diperlukan untuk melalui proses itu. Mungkin tidak sama untuk setiap orang. Namun, itulah yang kualami.

Aktivitas yang Super Duper Keren

Menjadi seorang Epidemiolog kesehatan, tidak membuat aktivitas ranah publikku berubah. Yang aku lakukan tetap sama dengan sebelumnya. Mengelola program pencegahan dan pengendalian penyakit beserta semua atributnya. Mulai dari deteksi dini kasus, tatalaksananya sesuai prosedur, memberikan pengobatan dan perawatan (jika butuh pelayanan rawat inap), hingga melakukan intervensi jika terjadi peningkatan kasus yang menjurus kejadian luar biasa (KLB).

Bisa dilihat, kan? Urutan aktivitas pekerjaanku sebenarnya tidak berbeda jauh dengan seorang dokter. Bedanya, dokter mendapat kewenangan hingga memberikan tindakan teknis medis, sementara aku hanya berwenang melakukan tindakan sebatas tatalaksana program setelah melalui pelatihan teknis program. Di luar itu, jika kaitannya dalam lingkup program pengendalian penyakit, tugas kami sama. Yaitu melakukan semua tindakan yang diperlukan, untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat suatu penyakit.

Banyak sekali tugasnya? Benar. Dan semua rangkaian aktivitas itu dilakukan hanya untuk satu penyakit. Bayangkan jika program yang dipegang, lebih dari lima jenis penyakit seperti yang menjadi tupoksiku. Bisa dibilang hari-hariku penuhi untuk mengurus tentang itu. Dan itu dilakukan sendiri.
Strong banget ya? Hehehe boleh jadi begitu. Makanya lambang kegiatan epidemiologi diumpamakan sebuah sepatu berlubang. Karena aus dan terus menerus digunakan. 😃

Bertualang sebagai Seorang Epidemiolog Kesehatan

Yup, seperti inilah ranah tugas dan tanggung jawab seorang tenaga epidemiolog kesehatan. Memang bukan pekerjaan mudah. Dan jelas butuh stamina serta daya tahan tubuh prima untuk melakukannya. Tetapi, jangan khawatir. Ada banyak hal menarik yang bisa diambil sebagai hikmah, di balik seabrek tugas seorang epidemiolog kesehatan.

Menerima laporan kasus lalu melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui kronologis kejadian dan menemukan semua faktor risikonya. Kemudian menatalaksananya sesuai prosedur, benar-benar sebuah petualangan keren. Kita bisa sekaligus wisata view yang amazing dan wisata kuliner pula saat kunjungan seperti ini. Asyik, kan?

Penemuan dini penyakit yang sering juga diartikan sebagai modus cari-cari masalah, sebenarnya merupakan komponen penting dari sebuah solusi pengendalian penyakit. Sebab, semakin dini suatu penyakit ditemukan, makin sederhana juga intervensi yang harus dilakukan. Apalagi untuk penyakit menular. Semakin cepat ditemukan akan makin gegas pula penularan yang mungkin terjadi bisa diredam. Dan ini bisa menghemat ratusan juta anggaran yang harus disediakan, jika penularan sudah meluas dan menimpa banyak orang.

Atau jika kami menemukan satu kasus penyakit yang sebelumnya tidak ada (seperti covid-19 di awal pandemi), memang pasti akan membuat heboh sejagat raya. Namun, sesungguhnya itu waktu kritis yang akan menentukan, apakah penyakit tadi bakal meluas dan menghebat, atau bisa diredam karena ditanggulangi dengan cepat dan tuntas.

Menarik, kan? Aktivitas yang dilakukan seorang epidemiolog kesehatan. Walaupun bejibun, tetapi tetap bisa dilakukan serupa petualangan yang menyenangkan. Dan hasilnya bisa membuat masyarakat semakin sehat. Yang pada akhirnya dapat memberi kesejahteraan pula. Sebab kondisi yang sehat, memungkinkan seseorang untuk beraktivitas optimal dan produktif.

Jadi, jika yang dilakukan setelah penemuan penyakit langka itu persis seperti covid-19, bisa dipastikan akan terjadi lagi pandemi-pandemi serupa di masa mendatang.

Baca juga

Perjalanan Menjadi Pejabat fungsional epidemiolog kesehatan ahli

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply