“Anak anda cacingan?”
“Tentu, tidak! Kan sudah Saya kasih com***trin.”
Itulah penggalan kalimat dari sebuah iklan obat cacing, zaman dulu. Memang tidak elit, ya. Penyakit kok, cacingan?
Tapi, diakui atau tidak penyakit yang agak-agak memalukan ini ternyata banyak diderita masyarakat kita, khususnya anak-anak. Dengan bahaya yang tidak ringan, pula. Bayangkan! Makanan yang sudah capek-capek mereka konsumsi, ternyata habis untuk membiakkan cacing yang terlanjur masuk dalam tubuh.
Nah, bagaimana cara mereka masuk dalam tubuh, upaya mencegah dan memberantas cacing-cacing rakus ini, bisa teman-teman baca dalam bahasan selanjutnya, ya.
Apa itu, cacingan?
Menurut WHO (2011) cacingan adalah infeksi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Di antara nematoda usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis STH (Soil Transmitted Helminths) yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Trichuris trichuira dan Ancylostoma duodenale (Margono et al., 2006)
Gejala Cacingan
Pada infeksi awal, cacingan belum menunjukkan tanda-tanda spesifik yang bisa dikenali. Tetapi pada beberapa kondisi, ada tanda-tanda khas cacingan yang bisa diketahui sesuai jenis cacing yang menginfeksinya.
Cacing kremi yang paling banyak menimpa anak-anak, mempunyai gejala khas seperti, gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari. Gelisah atau tidak nyaman saat tidur, karena sering menggaruk di sekitar anus. Mudah marah dan tersinggung. Kemerahan atau iritasi kulit di sekitar anus. Sering merasa sakit perut. Kurang nafsu makan sehingga bisa menyebabkan penurunan berat badan. Tidak hanya itu, beberapa jenis cacing juga bisa terlihat saat anak BAB atau pada anus anak. Salah satu jenis cacing terlihat seperti potongan-potongan kecil mirip benang putih dengan bentuk seperti staples yang berukuran sekitar 2-13 mm.
Cacing gelang berbeda. Bila ia sudah menginvasi ke tubuh manusia, akan menyebabkan mual, muntah, diare, nyeri perut, nafsu makan menurun, dan terjadi penurunan berat badan.
Cacing tambang, adalah jenis cacing yang paling berbahaya. Pada tahap awal, gejala adanya cacing ini di tubuh seseorang adalah gatal dan ruam di kulit, sakit perut, menurunnya nafsu makan, mudah lelah, dan menurunnya berat badan. Jika keadaan ini tidak segra ditangani, maka cacing akan terus tumbuh dan menghisap darah inangnya lebih banyak lagi, sehingga bisa menyebabkan kurang darah atau anemia.
Gejala yang tampak pada penderita yang disebabkan oleh cacing cambuk adalah buang air besar yang disertai dengan lendir dan darah, mual dan muntah, menurunnya berat badan dan sakit kepala.
Tanda-tanda Cacingan yang dijelaskan di atas sebenarnya bisa dikelirukan dengan gejala penyakit lain. Sehingga untuk memastikan seseorang terinfeksi cacing dengan pemeriksaan tinja di laboratorium, untuk memeriksa apakah ada telur cacing di dalamnya.
Akibat Cacingan.
Seperti yang disebutkan di atas, penyakit cacingan ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh masuknya cacing ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak di sana.
Untuk tumbuh dan berkembang biak dalam tubuh manusia, cacing-cacing ini membutuhkan nutrisi juga yang diambilnya dari tubuh yang didiami. Ini bisa mengakibatkan malnutrisi pada manusia tempat cacing tersebut hidup. Untuk jenis cacing tertentu seperti cacing tambang, yang juga menghisap darah dapat menyebabkan anemia.
Selain malnutrisi dan anemia, banyaknya cacing yang berkumpul di satu organ tertentu, bisa mengganggu fungsi organ tersebut. Salah satunya adalah di usus. Yang bisa menyebabkan obstruksi usus sehingga membutuhkan tindakan pembedahan untuk mengeluarkannya. Dan bila pengumpulan ini terjadi di organ vital seperti jantung dan paru-paru tentu akan menyebabkan sesak nafas dan gagal jantung yang pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.
Ternyata, meskipun kurang elit, penyakit Cacingan cukup berbahaya juga. Sehingga Kita perlu tahu cara mencegah dan mengobatinya
Mengobati Cacingan
Cacingan termasuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing. Sehingga untuk mengobatinya adalah dengan menghilangkan penyebab infeksi. Ada beberapa obat cacing berspektrum luas yang bisa digunakan untuk membunuh beberapa jenis cacing sekaligus. Di antaranya adalah Albendazole dan Pirantel pamoat.
Namun, jika jumlah cacing sudah terlalu banyak dalam tubuh, apalagi sudah menyebabkan obstruksi usus. Maka hanya tindakan pembedahan yang bisa benar-benar menyembuhkan kasus ini.
Jadi, sebaiknya memang tidak menunggu penyakit cacingan menjadi parah. Jika memang sudah ditemukan gejala yang mengarah ke infeksi cacingan ini, jalan terbaik adalah segera datang ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan di sana.
Mencegah Cacingan
Seperti pada semua penyakit infeksi, Cacingan juga bisa dicegah. Dan karena penyakit ini disebabkan oleh invasi cacing dalam tubuh manusia, maka cara mencegahnya pun, dengan menghindari cacing (dalam bentuk telur cacing atau larva) masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau kulit yang langsung bersentuhan dengan tanah.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit cacingan ini, adalah :
- Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah beraktivitas yang berhubungan dengan tanah, sebelum menyentuh makanan dan setelah dari toilet
- Menggunakan alas kaki saat keluar rumah, terutama saat beraktivitas di kebun atau taman.
- Rutin menggunting kuku dan menjaganya tetap bersih untuk menghindari telur dan larva cacing menempel di sana.
- Dianjurkan minum obat cacing berspektrum luas sebagai profilaksis atau pencegahan setiap 6 bulan sekali, terutama untuk anak-anak usia 1-12 tahun.
Memang mencegah tetap lebih baik dari pada mengobati. Namun yang paling penting adalah memahami kondisi tubuh saat penyakit sudah menginfeksi, sehingga dapat mencari tindakan terbaik untuk mengobatinya.
Selalu sehat, ya…
Referensi :
- https://pixabay.com/id/vectors/cacing-tanah-cacing-lucu-bahagia-151033/
- Juknis POPM Kecacingan Kabupaten Majalengka tahun 2018.
- https://www.alodokter.com/kenali-tanda-tanda-cacingan-pada-anak-dan-cara-mengatasinya
- https://m.liputan6.com/hot/read/4039454/ciri-ciri-cacingan-pada-orang-dewasa-yang-perlu-diwaspadai-jangan-disepelekan
No Responses