Tanggal 28 Juli merupakan hari yang diperingati sebagai hari Hepatitis sedunia. Tema peringatan tahun 2021 kali ini adalah Hepatitis can’t wait. Segera Tangani Hepatitis.
Hari Hepatitis sedunia diperingati sebagai ajang untuk meningkatkan perhatian, kepedulian dan pengetahuan berbagai pihak terhadap masalah hepatitis virus di Indonesia.
Apa itu Hepatitis?
Hepatitis merupakan istilah yang digunakan untuk semua peradangan yang terjadi pada hati. Peradangan ini bisa disebabkan oleh infeksi (virus, parasit dan bakteri), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimmun.
Ada lima jenis hepatitis yang ditemukan di masyarakat, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Walaupun namanya terlihat berurutan, tetapi setiap jenis hepatitis ini tidak saling berhubungan. Masing-masingnya memiliki gejala khas dan pengobatan yang berbeda.
Penyebab dan Gejala Masing-masing Jenis Hepatitis
Penyebab masing-masing jenis hepatitis berbeda, termasuk gejala dan meknisme penularannya. Sehingga penting untuk benar-benar memeriksa setiap gejala yang muncul dan mengecek kronologis kejadian apapun sebelum terjadinya gejala. Supaya diagnosis yang didapat tidak keliru. Sehingga penanganan dan intervensi yang dilakukan juga benar.
Hepatitis A
Hepatis A disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyakit ini merupakan endemis di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia.
Hepatitis A termasuk jenis yang ringan, akut, dapat sembuh secara spontan tanpa meninggalkan sisa gejala dan tidak menyebabkan infeksi kronis.
Gejala pada penderita hepatitis A cenderung tidak khas. Yaitu berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai icterus, juga bisa terjadi pembengkakan hati.
Bila kamu mengalami gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya langsung memeriksakan diri untuk medapatkan diagnosis pasti melalui pemeriksaan IgG dan IgM untuk Hepatitis A. Sehingga bisa ditangani lebih lanjut dengan pengobatan yang sesuai.
Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang ditularkan secara vertikal dan horizontal.
Penularan hepatitis B secara vertikal terjadi selama masa perinatal. Sedangkan penularan horizontal terjadi melalui transfusi darah, alat suntik yang tercemar, pisau cukur, tattoo dan tranplantasi organ.
Hepatitis B biasanya tanpa gejala atau hanya berupa rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan dan nyeri perut sebelah kanan. Kadang-kadang bisa disertai icterus dan urine yang berwarna kecoklatan seperti teh.
Hepatitis B bisa terjadi secara akut maupun kronis, yang diagnosisnya dipastikan dengan pemeriksaan HBsAg. Jika hasilnya positif, maka akan diberikan pengobatan yang sesuai.
Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C yang dapat menimbulkan sirosis dan kanker hati.
Penularan hepatitis C umumnya terjadi secara horizontal melalui transfusi darah, tranplantasi organ dan kecelakaan kerja.
Sebagian besar penderita hepatitis C (80%) akan menjadi kronis. Sehingga disarankan menghindari faktor risiko, untuk mencegah penyakit ini.
Hepatitis D
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D. Merupakan virus yang jarang ditemukan tetapi paling berbahaya.
Hepatitis D memerlukan virus hepatitis B untuk berkembang biak. Sehingga virus ini hanya ditemukan pada orang yang sudah terinveksi hepatitis B.
Tidak ada Vaksin untuk mencegahnya. Tetapi karena ketergantungannya terhadap hepatitis B, maka penyakit ini juga bisa dicegah dengan vaksinasi hepatitis B.
Hepatitis E
Penyebabnya adalah virus hepatitis E yang ditularkan secara fecal oral melalui proses rantai makanan.
Gejala hepatitis E juga tidak khas menyerupai gejala flu dan icterus ringan. Kepastian diagnosis didapatkan melalui pemeriksaan IgG dan IgM hepatitis E.
Bagaimana Menangani Hepatitis?
Hepatitis merupakan penyakit menular. Sehingga langkah pertama penanganan hepatitis adalah mencegah penularan ini terjadi. Termasuk menghindari faktor risiko yang tidak perlu.
Penegakan diagnosis tidak bisa hanya melalui gejala yang dialami. Karena kebanyakan gejala ini tidak khas dan tidak terjadi pada semua penderita. Sehingga diagnosis pasti didapatkan melalui pemeriksaan IgG dan IgM masing-masing virus penyebab hapatitisnya.
Pastikan segera memeriksakan diri ke sarana kesehatan, ketika menduga mengalami salah satu gejala. Sehingga ketika sudah dipastikan menderita salah satu jenis hepatitisndi atas, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai.
Apa yang Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis
Banyak cara yang bisa dilakukan supaya kita tidak terkena hepatitis. Yang terutama adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan selalu melaksanakan PHBS. Termasuk menghindari faktor risiko yang tidak perlu.
Pencegahan tambahan yang bisa diambil adalah dengan melakukan vaksinasi HBIg sesuai jenis virusnya. Kamu bisa menghubungi sarana Pelayan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi ini.
Itulah beberapa informasi mengenai penyakit hepatitis. Mempunyai pengetahuan tentang penyakit ini diharapakan akan meningkatkan perhatian dan kepedulian terhadap hepatitis. Sehingga tujuan akhir program untuk mencegah bertambahnya kejadian hepatitis di Indonesia bisa segera terwujud.
Referensi:
- ___ 2014. “Situasi dan Analisis Hepatitis” Pusdatin Kemkes RI.
- ___. 2021. “Panduan Peringatan Hari Hepatitis Sedunia XII 28 Juli 2021” Jakarta. kementerian kesehatan RI.
No Responses